Di usiaku
yang menua setiap dedaun jatuh, Aku berdoa pada Tuhan-Tuhan.
Di rapal dan
ujar itu, namamu sering tersebut walau tak selalu.
Melihatmu
lelap adalah keindahan yang tak tergantikan
tangismu adalah kepedihan tak terobati.
Maafkan.
Kiranya
doa-doa
Membebat
tulang dan mengaliri darahmu
Kiranya desau
angin membebaskan duniamu.
Sebab setelah
ini
Dihari-hari
lain
Lelaki akan
berjalan sendiri
Dengan
pujian dan dengan hinaan-nya sendiri-sendiri.
Untuk : 10
tahun usia Albertus Josemario Cadentrunas
Lea Widyawan 26 April 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar