advertise

17 Oktober 2010

"Revitalisasi Semangat Rumah Panjang Bagi Intelektual Muda yang Berbudaya"

PESTA SENI DAN BUDAYA DAYAK SE-KALIMANTAN VIII

Pesta Seni Budaya Dayak se-Kalimantan VIII oleh mahasiswa Kalimantan di Yogyakarta akan digelar kembali pada tanggal 21-23 Oktober 2010 di Gedung Koesnadi HardjaSoemantri UGM. Forum Mahasiswa Kabupaten Landak dengan dukungan penuh Pemerintah Daerah Kabupaten Landak yang kali ini menjadi penyelenggara.
Di bawah bayang-bayang acara serupa di Kalimantan Barat, PSBDK VIII mempersatukan komunitas mahasiswa Dayak yang tersebar di Yogyakarta dan kota-kota lain di Jawa. Berikut nama-nama organisasi mahasiswa yang memastikan kehadirannya di acara PSBDK VIII:
1. B’ dayong : Bujang Dare kayong Ketapang Yogyakarta
2. Dango Katulistiwa: Komunitas Mahasiswa Kalimantan Barat Jakarta
3. Dango Uma: Komunitas Mahasiswa Kalimantan Insitut Seni Indonesia ISI Yogyakarta
4. FKPMKS: Forum Komunikasi Pelajar Mahasiswa Kristiani Sintang Yogyakarta
5. FMDKBM: Forum Mahasiswa Dayak Kalimantan Barat Malang
6. FOKUS MAPAWI : Forum Komukasi Mahasiswa Pelajar Melawi Yogyakarta
7. FORMAKAL: Forum Mahasiswa Kabupaten Landak Yogyakarta
8. FORMASI: Forum Mahasiswa Singkawang Yogyakarta
9. FPKB: Forum Peduli Kalimantan Barat Yogyakarta
10. FPMKB: Forum Pelajar Mahasiwa Kabupaten Bengkayang Yogyakarta
11. HIMDAY: Himpunan Mahasiswa Dayak Semarang
12. HPMDKH: Himpunan Pelajar Mahasiswa Dayak Kapuas Hulu Yogyakarta
13. HPMKT: Himpunan Pelajar Mahasiswa Kalimantan Tengah Yogyakarta
14. IKBKSY: Ikatan Keluarga Besar Kabupaten Sanggau Yogyakarta
15. IPMDK: Ikatan Pelajar Mahasiswa Dayak Kenyah Yogyakarta
16. IPMDKB: Ikatan Pelajar Mahasiwa Dayak Kutai Barat Yogyakarta
17. IPMKS: Ikatan Pelajar Mahasiswa Kabupaten Sekadau Yogyakarta
18. KAMAKNG: Komunitas Mahasiswa Kalimantan Barat Bandung
19. PDLKT: Persekutuan Dayak Lundayeh Kalimantan Timur
20. PERKKASA: Perkumpulan Keluarga Kalimantan Salatiga
21. IPMKK: ikatan pelajar mahasiswa kutai kartanegara Yogyakarta
Forum yang berasal dari Yogyakarta berdiri dibawah naungan (IPMKB) Ikatan Pelajar Mahasiswa Kalimantan Barat JC. Oevaang Oeray yang beralamat di Jalan Kepuh. Gg,Nanas GK 3/1109 Klitren Sleman Yogyakarta. Selain itu terdapat forum dan ikatan mahasiswa dari Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan, serta forum mahasiswa yang berada di kota lain di Jawa seperti Bandung, Jakarta, Semarang, Salatiga, Malang, Madiun dan.
Di Yogyakarta acara ini telah menjadi agenda setiap tahun-nya, masyarakat seni dan budaya telah mulai menghafal bahwa setiap tahun akan ada PSBDK di Yogyakarta. Secara tidak langsung acara ini pula yang menjadi icon persatuan, kekerabatan, persudaraan mahasiswa asal Kalimantan di Yogyakarta. Dalam peta pariwisata Yogyakarta, acara ini juga telah menjadi salah satu pemberi warna yang berbeda.
Agenda acara baru (melanjutkan seminar pada PSBDK VII) yaitu, seminar budaya yang menghadirkan Bapak Drs.Ludis.M.Si (Sekda Kabupaten Landak), Drs.Rizal Muntansyir (peneliti, pemerhati budaya dan Pembina mahasiswa Kalimantan Barat, pengajar Fakultas Filsafat UGM), dan Al. Yan Sukanda (seniman, budayawan dan tokoh muda Dayak). Tema yang di usung adalah “Melestarikan Identitas Budaya Dayak Dalam Lingkup Nusantara Dalam Era Globalisasi”. Seminar ini diadakan sebagai sebuah pengejawantahan unsur pengabdian masyarakat dalam kehidupan civitas akademika. Bahwa mahasiswa diharapkan mampu melihat dengan jeli dan kritis terhadap berbagai fenomena sosial, politik dan budaya. Terutama yang terjadi di Kalimantan terutama terhadap eksistensi budaya Dayak saat ini, lalu memberikan sumbangan positif terhadap perkembangan selanjutnya.
Kemudian diskusi “Tato dan Identifikasi Identitas Kaum Muda Dayak di Yogyakarta”, yang menghadirkan AC.Andre Tanama.S.Sn.M.Sn dan di dukung oleh Skin Art Tattoo Supply. Diskusi akan dilanjutkan dengan workshop Handtapping tattoo, oleh Folks Tattoo Space yang terdiri dari mahasiswa dan alumni Insitut Seni Indonesia Yogyakarta, yang melakukan penelitian dan pendalaman terhadap Tato tradisi, sekaligus sebagai praktisi. Diskusi ini dibutuhkan untuk mencermati fenomena baru Tato yang melanda kaum muda di Yogyakarta, terutama kaum muda Kalimantan yang memiliki latar belakang sejarah dalam Tato tradisi Dayak.
PSBDK VIII dan Tujuh acara sebelumnya, sebenarnya berangkat dari keresahan mendalam terhadap eksistensi budaya Dayak yang lama terdiam. Sampai saat ini porsi sumbangsih dan peranan-nya dalam budaya Indonesia tak lebih sekedar pelengkap kalau tak mau dibilang sangat sedikit. Tak bisa dibantah gerakan penyeragaman yang terjadi pada era sebelum reformasi, telah menyumbat kreativitas dan ekspresi tradisi dan adat setempat. Kemunduran kesadaran terhadap adat dan tradisi berpotensi membentuk generasi yang tidak sensitiv terhadap budaya nasional, mereka tidak lagi memiliki sense of belonging dan responsibilitas terhadap proses budaya di tengah masyarakat.
Masyarakat Dayak sendiri (sama seperti kelompok lain) lama terbelenggu oleh aturan, regulasi yang tidak berpihak pada tumbuh kembangnya ke-arif-an lokal secara wajar ditengah kehidupan bernegara. Bahkan akibat sikap Negara kita semua kini mengalami apa yang dinamakan Jawa-luar Jawa, Pribumi-Non Pribumi, Kiri-Kanan, Pro-Kontra Pancasila dsbnya.
Kesadaran baru generasi muda Dayak di Yogyakarta, memberikan pencerahan.Bahwa dengan bergiat dalam sebuah kegiatan budaya, mahasiswa terbiasa bekerja dalam ladang yang plural dan sarat perbedaan. Bersentuhan dengan komunitas lain, bekerjasama dalam perbedaan. Situasi ini membiasakan sebuah generasi untuk terbiasa berdialog dan melihat perbedaan tersebut sebagai hal yang lumrah di negara ini, poin-poin inilah yang memberikan harapan baru. Di sisi yang lain PSBDK menjadi laboratorium kesenian bagi Kalimantan. Festival tari kreasi, lomba Pangka gasing, melukis perisai, menampi beras, menyumpit, sedikit banyak akan menjadi pembelajaran bagi mahasiswa untuk tidak melupakan akar tradisi sebagai generasi muda Indonesia yang tetap mengenal kebesaran tradisi Dayak dimasa lalu.
Manajemen dan pengelola-an acara ini harus dibenahi dari waktu ke waktu. Pergantian kepanitiaan (rotasi per-Kabupaten) seperti dua sisi pisau yang sama tajamnya. Saat memerlukan personil yang berpengalaman, di saat yang sama harus selalu terjadi re-generasi dalam rangka kontinuitas PSBDK itu sendiri.
Keterlibatan Pemerintah Daerah diharapkan terus terjalin dengan baik, peran Disporabudpar atau departemen serupa di setiap Kabupaten di Kalimantan selama ini belum maksimal dalam mendukung acara ini. Sejauh ini masih terjadi tarik ulur kepentingan, bahkan sikap yang acuh. Masa menjadi mahasiswa adalah masa dalam proses pembelajaran, mengenal manajemen birokrasi, etika kerja dan militansi dalam bekerja. Sebaiknya proses ini diberikan ruang yang cukup, Pemda setempat sebaiknya melihat semangat muda sebagai potensi yang dapat terus dibina dan menjadi asset daerah di masa yang akan datang. Mahasiswa sebaiknya dilihat sebagai orang muda yang diberi tanggung jawab dan mampu mem-pertanggung jawab-kan proses kerja dan bantuan yang diterima, mahasiswa tidak selayaknya diperlakukan sebagai mitra proyek yang dibingungkan dengan birokrasi yang panjang dan melelahkan. Bukan hal yang mustahil dengan kesungguhan dan soliditas, acara ini mampu menjadi ikon pariwisata dan budaya, untuk menarik wisatawan datang langsung ke lokasi yang sebenarnya di kabupaten-kabupaten di seluruh Kalimantan.
Persoalan budaya adalah persoalan bangsa, ciri budaya nasional Indonesia adalah cermin dari pluralisme elemen budaya pendukungnya. Keterlibatan kaum muda adalah potensi yang cemerlang, dimana orang muda mengambil peranan dalam menentukan arah progresivitas kebudayaan nasional. Nasionalisme itu “rasa”, perasaan yang tak bisa dibuat-buat, seolah-olah. Ia akan bergerak diam-diam dalam hati dan timbul kepermukaan seperti darah yang mengalir menggerakkan setiap elemen tubuh.
Ditengah segala problematika modernisasi dan hujatan terhadap aktifitas generasi saat ini, kita patut memberikan dukungan dan perhatian terhadap acara ini. Terhadap niat baik sekumpulan orang muda untuk me-revitalisasi dan re-aktualisasi, jejak tradisinya yang sempat terputus.
Salam Budaya.
Iwan Djola

1 komentar:

  1. http://www.skinartjogja.com/index.htm makasih banyak untuk komunitas teman 2 kalimantan ,kami dapat turut andil acara Gawai kemarin ,kami sangat senang dapat bergabung sekaligus dapat pengalaman budaya borneo khusus nya..event yg menghibur dan menyampai kan Edukasi sesama mahasiswa dan masyarakat Jogja khusus nya ..Nuwun salam Rahayu dan Harmony.. www.skinartjogja.com

    BalasHapus